Setiap Usia itu Karunia untuk Sukses
MutiaraIndonesia.com - Kita mungkin sering kali mendengar ucapan; " Saya terlalu tua" atau "Saya terlalu muda", atau bahkan kita sendiri yang mengatakan hal tersebut. Ini adalah ciri dari penyakit dalih usia. Di mana penyakit ini membuat pengidapnya merasa tidak pernah berada pada usia yang tepat.
Orang dengan "penyakit" ini merasa usianya menghalanginya melakukan sesuatu, melakukan perubahan dan berbagai macam hal lainnya. Dalih ini kadang menghalangi banyak orang untuk membuka pintu-pintu peluang. Sehingga orang-orang ini bahkan tidak berniat untuk mencoba.
"Penyakit" ini dapat disembuhkan menurut Dr. Schwartz. Berikut adalah catatan dari tulisan Beliau.
Pada suatu kesempatan, Dr. Schwartz mendapatkan seseorang bernama Cecil berkonsultasi dengannya. Cecil merasa ia telah terlalu tua untuk menjadi seorang wiraniaga, umurnya ketika itu adalah 40 tahun.
Dr. Schwartz bertanya kepada Cecil, berapa usia Produktif manusia, Cecil menjawab usia produktif manusia adalah 20-70 tahun. Beberapa orang produktif melebihi umur ini tentunya. Rentang waktu ini adalah 50 tahun.
Kemudian Dr. Schwartz bertanya kepada Cecil berapa usia produktif yang telah ia jalani, Cecil menjawab 20 tahun. Lalu Dr. Schwartz bertanya kembali; "berapa usia produktif Anda yang tersisa?". Cecil menjawab; "30 tahun".
Lalu Dr. Schwartz menjawab; "Anda belum menghabiskan setengah jalan Anda, Anda baru menggunakan 40 persen dari tahun-tahun produktif Anda".
Ini berarti bahwa tidak penting tentang berapa usia yang telah kita lalui, yang terpenting adalah kita masih memiliki umur & masa depan yang dapat digunakan agar lebih produktif lagi.
Pada saat itu, Cecil sembuh dari dalih usia. Ia sadar bahwa memiliki lebih banyak waktu produktif dengan banyak peluang di masa depan. Cecil sadar bahwa usia kini tidak menjadi soal. Sikap terhadap usia itulah yang menjadi berkat atau penghalang.
Dr. Schwartz memiliki seorang teman kuliah, Bill, seorang lulusan Harvard. Ia lulus pada usia 20-an tahun dan telah berkecimpung selama 24 tahun pada bisnis pialang saham. Lalu ternyata jiwanya terpanggil untuk menjadi Professor Universitas. Teman-temannya memperingatkan bahwa ia akan terlalu membebani dirinya dengan program belajar yang berat. Namun Bill bertekad mencapai impiannya itu dan ia mendaftar pada usia 51 tahun di University of Illinois. Pada umur 55 tahun ia meraih gelarnya. Setelah itu ia menjadi Ketua Jurusan Ekonomi di sebuah perguruan tinggi seni liberal murni. Ia Berbahagia karena mengikuti impiannya, tanpa khawatir akan umurnya. Ia tersenyum dan berkata; " Saya masih mempunyai hampir sepertiga dari tahun-tahun saya yang menyenangkan".
Ada pula dalih lain dari "penyakit" ini adalah "Saya terlalu muda". Kapan kah kita terlalu muda? Itu bervariasi, karena umur "terlalu muda" itu tidak ada. Yang terpenting adalah kinerja & produktifitas menjadi parameter suatu kemampuan pada urusan jabatan teknis maupun struktural.
Berikut adalah pengalaman Dr. Schwartz sehubungan dengan perasaan "terlalu muda".
Brad, ia adalah seorang muda berumur 23 tahun. Seorang purna angakatan bersenjata wajib militer. Ia kuliah dan memiliki seorang istri dan anak. Brad bekerja sebagai seorang wiraniaga pada perusahaan transfer dan penyimpanan. Ia memiliki kinerja yang baik, di kampus maupun di perusahaan.
Brad datang kepada Dr. Schwartz karena sesuatu yang sebenarnya sangat menyenangkan. Ya Anda tidak salah baca, Sangat Menyenangkan.
Brad menceritakan kepada Dr. Schwartz bahwa ia ditawari perusahaannya sebagai manajer penjualan. Ia akan menjadi supervisor atas delapan orang di bawahnya. Ternyata yang menjadi kekhawatiran Brad dalam masalah ini adalah ia khawtir untuk harus memimpin & memberi perintah kepada orang-orang yang lebih tua daripada dirinya, yang berumur 7-21 tahun lebih tua.
Dr. Schwartz menjawabnya dengan jawaban; "tentu saja atasannya memilihnya Anda karena atasan Anda menyadari Anda telah cukup matang untuk jabatan tsb.
Dr. Schwartz memberikan 3 pesan kepada Brad, yaitu;
- Hindari terlalu memperhatikan usia. Usia tidak ada kaitannya dengan pengakuan kedewasaan. Jika Anda membuktikan diri Anda mampu menangani pekerjaan seorang Manajer Penjualan, Anda otomatis cukup tua untuk jabatan tersebut.
- Hindari sifat sombong. Perlihatkan respek kepada wiraniaga bawahan Anda. Minta mereka memberikan saran. Buat mereka bekerja kepada seorang kapten tim, bukan seorang diktator. Lakukan ini, maka orang-orang tersebut akan bekerja bersama Anda, bukan menentang Anda.
- Biasakan diri untuk membawahkan orang-orang yang lebih tua bekerja untuk Anda. Para pemimpin di segala bidang segera mendapatkan diri mereka lebih muda dibandingkan banyak dari orang yang mereka pimpin. Jadi biasakan diri Anda mempunyai bawahan yang lebih tua bekerja untuk Anda. Hal ini akan sangat membantu pada tahun-tahun mendatang ketika peluang lebih besar muncul.
Beberapa tahun kemudia Brad menjalankan jabatannya dengan baik dan merencanakan untuk mendirikan perusahaannya sendiri beberapa tahun kemudian.
Kemudaan menjadi kelemahan hanya apabila para pemuda/pemudi memandangnya demikian. Kita sering mendengar bahwa pekerjaan tertentu mensyaratkan kematangan fisik dan pengalaman. Itu sama sekali omong kosong bahwa Anda harus memiliki rambut kelabu atau bahkan botak sama sekali agar mendapatkan pekerjaan tersebut. Yang benar-benar penting adalah seberapa baik kita menguasai pekerjaan kita dan mengerti orang lain, Anda matang menanganinya. Usia tidak mempunyai kaitan dengan kemampuan, kecuali Anda meyakinkan diri Anda bahwa tahun-tahun itu saja akan memberi Anda bahan yang Anda perlukan untuk menghasilkan nama baik.
Jadi kata kunci menghadapi penyakit dalih usia adalah sikap positif memandang masa depan dengan berbagai peluang. Tidak ada "Usia Terlalu Tua" ataupun "Usia Terlalu Muda", karena setiap usia memiliki pintu sukses dan bahagianya masing-masing. Bekerjalah dengan sebaiknya, tunjukkan bahwa kita mampu, berapapun usia kita, maka respek dan kesempatan akan datang dengan sendirinya. Semoga bermanfaat.
0 Comments:
Posting Komentar